Salah satu tema yang dipelajari Rayyaan di semester kedua ini adalah tentang jagung. Jadi mulai dari menanam jagung, belajar tentang bagian dan manfaat jagung, sampai membuat olahan jagungpun dipelajari Rayyaan dan teman-teman.
Di akhir tema seperti biasa deh ada market day. Anak-anak (plus mamanya) diminta menyiapkan olahan jagung untuk dijual di sekolah. Rayyaan bikin apa ya? Bikin ekkado jagung!
Ekkado juga biasa disebut sebagai money bag. Ekkado atau money bagi ini terbuat dari daging cincang, dicampur parutan wortel, dibungkus dengan kembang tahu. Di bagian tengahnya juga terkadang diberi telur puyuh. Cara membuatnya memang agak repot sih he he, tapi rasanya enak. Berhubung tema market daynya adalah olahan jagung, jadi Rayyaan mencoba membuat ekkado (money bag) jagung tanpa isian telur puyuh.
“Penambahan udang membuat rasa ekkado lebih sedap.”
Resep Ekkado (Money Bag) Jagung ala Rayyaan dan Mama
Bahan:
1. 500 gram ayam giling.
2. 100 gram udang kupas.
3. 1 buah wortel, diparut.
4. 2 butir telur.
5. 2 sdt garam.
6. 1 sdt lada.
7. 1 sdt ketumbar bubuk.
8. 6 siung bawang putih, haluskan.
9. 2 sdt gula pasir.
10. 200 gram jagung kukus, haluskan.
11. 5 sdt tapioka.
12. 5 sdt terigu.
13. Kembang tahu lembaran, potong segiempat ukuran sekitar 12x12 cm, rendam dalam air digin sebentar sesaat sebelum digunakan.
“Beli kembang tahu berbentuk lembaran karena tidak berkerut jadi mudah digunting dengan ukuran yang sama dan tidak mudah robek.”
Cara Membuat:
1. Haluskan ayam giling dan udang kupas dengan food processor atau blender.
2. Masukkan semua bahan kecuali kembang tahu, aduk rata.
3. Ambil selembar kembang tahu, beri isian 2 sdm adonan, bungkus dan ikat dengan benang kasur (bisa juga menggunakan kucai atau daun pandan yang digunting kecil-kecil).
4. Kukus selama 20-30 menit dengan api kecil. Setelah matang, dinginkan dan lepas benang kasurnya sebelum disimpan di freezer atau kulkas. Bisa juga langsung digoreng setelah dingin.
“Menggunakan kucai atau daun pandan untuk mengikat ekkado lebih praktis karena tidak perlu dilepas/dibuka sebelum digoreng.”
Saat proses pembuatan ekkado ini, Rayyaan membantu memarut wortelnya, mengaduk adonan, serta mengisi dan mengikat benang kasurnya. Memang saat mengikat benang kasurnya ia sempat kesulitan karena benang kasurnya cukup pendek, tapi akhirnya berhasil juga, yay! Sebagian ekkado ini digoreng dan dibawa ke sekolah untuk dijual di market day. Sisanya ya buat lauk di rumah dan bekal sekolah.
Oh iya, yang di postingan ini adalah saat Rayyaan membuat ekkado biasa ya. Yaitu ekkado yang tanpa jagung manis. Ekkado ini bagian tengahnya diberi telur puyuh. Sebagian adonannya juga dibungkus kembang tahu namun dibentuk seperti chicken roll. Rayyaan juga belajar menggoreng chicken rollnya meski masih didampingi Mama.
Oh iya, yang di postingan ini adalah saat Rayyaan membuat ekkado biasa ya. Yaitu ekkado yang tanpa jagung manis. Ekkado ini bagian tengahnya diberi telur puyuh. Sebagian adonannya juga dibungkus kembang tahu namun dibentuk seperti chicken roll. Rayyaan juga belajar menggoreng chicken rollnya meski masih didampingi Mama.
"Aku suka belajar masak biar bisa pintar masak. Kalau sudah pintar masak, mau masak buat Mama. Aku suka belajar buat ekkado karena enak dan bisa dijual.” – Rayyaan.
sayangnya cari kembang tahunya dimana itu yang nggak tahu
ReplyDeletewa ekkado ini favorit aku
ReplyDeletemakasih resepnya mbak nanti aku coba
masnya pinter udah bisa masak :)