Libur lebaran 2025 resmi berakhir kemarin, hari ini 14 April anak-anak mulai masuk sekolah lagi. Teman-teman ngapain aja nih pas liburan? Pastinya berkunjung ke rumah sanak saudara ya. Ada juga yang jalan-jalan ke berbagai tempat wisata, reunian dengan teman sekolah, atau ada yang istirahat saja di rumah. Ada yang nonton film di bioskop nggak? Biasanya libur lebaran jadi momen peluncuran film baru karena mengincar penonton yang baru dapat THR dan memang masih belum masuk sekolah atau kerja he he.
Salah satu film Indonesia yang dirilis libur lebaran tahun ini adalah Jumbo. Saya pertama kali mengetahui tentang film ini dari X (twitter). Saat itu banyak akun yang merekomendasikan film animasi produksi negeri sendiri ini untuk ditonton, salah satunya untuk mendukung kreator film animasi dalam negeri. Apalagi saat lebaran lalu sedang booming editan AI ala ala film animasi yang memunculkan kembali kekhawatiran kurangnya apresiasi terhadap hasil karya animator/ilustrator yang dibuat tanpa AI.
Film Jumbo sendiri berlabel SU (semua umur) atau kalau versi Amriknya ratingnya G ya. Jadi Senin 7 April lalu saya dan anak-anak pergi ke salah satu bioskop yang ada di Bandar Lampung. Jam 11.25 ternyata pintu bioskop belum dibuka dan pengunjung sudah ramai menunggu. Memang nggak semua yang antri membeli tiket ingin menonton Jumbo. Meski saya dapat antrian ke empat di kasir, ternyata sudah banyak yang membeli tiket secara online. Tapi alhamdulillah masih ada bangku tersisa.
Sesaat sebelum lampu studio 2 diredupkan, saya sempat melihat ke kursi penonton lain, memang banyak penontonnya. Bahkan satu kursi di sebelah kanan sayapun ada yang menempati. Ada penonton yang rela duduk terpisah dari keluarganya yang penting dapat tiket dan bisa menonton. Saat film selesai dan kami keluar studiopun sudah banyak pengunjung yang bersiap menonton di sesi berikutnya.
Alhamdulillah ya banyak yang antusias menonton film Jumbo. Bahkan per hari ini 14 April, film ini sudah tembus 3,2 juta penonton dan ada tambahan 912 layar (lebih dari 3.700 show) di seluruh Indonesia. Bahkan banyak yang baru mau menonton, sudah kehabisan tiket! Nah nyesel nggak tuh nggak nonton pas masih libur lebaran? He he
Jumbo ini bercerita tentang anak bernama Don. Karena tubuhnya yang gemuk, ia dipanggil Jumbo oleh sejumlah anak. Kalau main bareng di lapangan, ia juga sering nggak diajak atau nggak dipilih untuk main dalam tim karena anak lain menganggap Don ini ini lambat/lelet. Don ini juga sudah tidak punya orang tua, jadi ia tinggal bersama omanya. Orang tua Don adalah penulis buku anak dan sudah meninggal saat ia masih kecil. Don juga memiliki sebuah buku dongeng peninggalan orangtuanya.
Selain oma dan buku dongeng, Don ditemani dua sahabat baik bernama Mae dan Nurman. Suatu hari ada anak perempuan misterius bernama Meri yang meminta bantuan Don dan teman-temannya. Meri meminta bantuan supaya bisa berkumpul dengan kedua orangtuanya kembali. Don, Mae, dan Nurman setuju untuk bekerjasama dengan Meri dan petualangan mereka yang penuh tantanganpun dimulai.
Lalu bagaimana kesan setelah menonton film Jumbo? Kalau dari segi animasi/visualnya, saya pribadi suka banget dah terharu. Beberapa tahun lalu sebelum covid, saya dan anak-anak pernah nonton BoBoiBoy The Movie dan dalam hati pengen banget ada film animasi produksi Indonesia yang bisa sekeren itu juga. Saat masa pandemi lalu sudah ada Nussa The Movie dan sekarang dari rumah produksi yang sama ada Jumbo yang animasinya makin keren. Melihat poster dan filmnya ada rasa sedang menonton film animasi buatan Pixar & Disney.
Dari segi soundtrack, pengisi suara, audio film ini juga keren. Pengisi suara membuat karakter filmnya terasa hidup, termasuk pengisi suara kambingnya Nurman (cari wawancara pengisi suaranya deh, kocak banget he he). Soundtrack Selalu Ada di Nadimu sepertinya sukses membuat banyak orang terharu yaaaa. Tapi yang jadi favorit saya adalah lagu Kumpul Bocah yang dinyanyikan ulang oleh Maliq & D'Essentials (penyanyi aslinya adalah Vina Panduwinata) karena cocok banget sama animasi dan warna-warni di film ini. Soundtrack lain yang berjudul Dengar Hatimu juga punya lirik yang bagus banget, mengajak kita untuk bersyukur dan mendengarkan dengan hati.
Kalau dari segi ceritanya bagaimana? Ada beberapa bagian yang membekas bagi saya baik karena ada pesan yang bagus maupun karena membuat emosi 😂😓
Warning, mengandung spoiler!
- Don yang disebut lelet oleh anak-anak kampung, jadi jarang dipilih untuk ikut main/tanding di tim. Ia juga dipanggil Jumbo karena badannya yang gemuk. Selain anak-anak. berapa banyak ya orang dewasa dan orangtua yang relate dengan bagian ini karena kenangan kurang menyenangkan jadi bahan ejekan dan tidak dihargai? Film ini bisa jadi pengingat juga untuk nggak melakukan perundungan termasuk dengan memanggil orang lain dengan panggilan yang kurang baik.
- Meri muncul dan Nurman takjub melihat Meri yang bersinar, Mae mengingatkan Nurman untuk nggak sembarangan colek-colek/menyentuh, dan Nurmanpun minta maaf. Adegan ini bisa jadi bahan bagi orangtua untuk mengingatkan anak tentang jangan sembarangan menyentuh tubuh orang lain dan sebaliknya, jangan biarkan orang lain menyentuh tubuhnya.
- Atta yang kelihatannya cuek dan kasar tapi sebenarnya sayang sekali sama kakaknya. Ia juga rajin membantu kakaknya mencari uang, bahkan ingin ikut pertunjukkan dengan harapan bisa memenangkan uang untuk pengobatan kaki kakaknya.
- Don yang terbuai dengan ketenaran dan sanjungan sampai sempat melupakan janjinya untuk membantu Meri. Bahkan Don sampai mendorong Nurman yang sudah susah payah membantu. Mau greget sama Don, tapi orang dewasa juga banyak yang begini. Pas butuh minta dibantu, pas senang lupa dengan janjinya dulu 😅
- Mae yang setia kawan dan mengingatkan Don untuk jangan fokus dengan derita kesulitan diri sendiri. "Jangan cuma mau didengar tapi nggak mau mendengarkan orang lain! (Mae, you're my favorite girl!)
- Bang Acil yang mengingatkan Atta untuk tidak sembarangan melampiskan kemarahan pada orang lain/melampiaskan emosi dengan mengganggu orang lain. (Setuju banget sama Bang Acil!)
- Pandangan mata Atta saat melihat kamar Don 😢 karena meski sama-sama tidak punya orangtua, kondisi Don dari segi ekonomi masih lebih baik dari Atta. Di bagian ini juga Atta dengan berani meminta maaf pada Don dan mengajak Don bekerjasama membebaskan Meri dan Bang Acil yang ditangkap orang jahat.
- Bagian ini bukan berkesan sih tapi lebih ke bagian yang paling menyebalkan, yaitu saat Pak Kades sebagai karakter jahat di film berkata kurang lebih kalau dia menderita jadi orang lain juga nggak boleh bahagia. Selain itu banyak perkataan dari tokoh ini yang menurut saya terlalu keras untuk film kategori SU/G, mungkin lebih pas kalau ada di kategori PG (Parental Guidance).
- Adegan di mana Pak Kades menginjak kaki Bang Acil yang sakit sampai berbunyi 'krek' terlalu menyeramkan untuk film anak-anak (kakak juga berpendapat begitu).
- Arwah orangtua Meri yang sempat berubah menjadi jahat setelah ditangkap Pak Kades juga bisa jadi sosok yang menakutkan untuk anak-anak kecil yang menonton filmnya. Kalau kata si kakak, adegan anak-anak dikejar arwah orangtuanya Meri itu seru tapi agak menakutkan.
- Dalam Islam, arwah orang yang sudah meninggal nggak bisa berhubungan lagi dengan orang yang masih hidup. Arwah mereka berada barzakh atau alam kubur, menanti hari kebangkitan dan hari akhir.
- Muslim tidak boleh bersekutu dan meminta bantuan pada jin dan dukun.
- Kadang (atau bahkan seringkali) kita banyak memikirkan hal-hal yang nggak kita miliki tapi lupa dengan apa yang kita miliki.
- Salah satu rezeki terbesar itu keluarga dan teman baik yang selalu mendukung kita.
- Jangan hanya fokus pada penderitaan diri sendiri, supaya nggak jadi lupa bersyukur dan lupa mendengarkan/memahami kesulitan orang lain.
- Kita diberi ujian karena kita kuat.
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ke Our Happy Project by Keluarga Hasan
Mohon tidak berkomentar dengan kata kasar, spam, atau dengan link hidup ya
Terima kasih